BERKATA BAIK atau DIAM


1. PERINTAH BERKATA BAIK
Kemampuan berbicara adalah salah satu kelebihan yang Allah berikan kepada manusia, untuk berkomunikasi dan menyampaikan keinginan-keinginannya dengan sesama manusia.
Ungkapan yang keluar dari mulut manusia bisa berupa ucapan baik, buruk, keji, dsb. Agar kemampuan berbicara yang menjadi salah satu ciri manusia ini menjadi bermakna dan bernilai ibadah, Allah subhanahu wata'ala menyerukan umat manusia untuk berkata baik dan menghindari perkataan buruk.
“Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku. “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (Q.S. Al Israa’ : 53)
”Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (Q.S. An-Nahl : 125)
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (H.R. Muttafaq alaih)
“Takutlah pada neraka, walau dengan sebiji kurma. Jika kamu tidak punya maka dengan ucapan yang baik “ (H.R. Muttafaq alaih)
“Ucapan yang baik adalah sedekah” (H.R. Muslim)
2. KEUTAMAAN DIAM
Bahaya yang ditimbulkan oleh mulut manusia sangat besar, dan tidak ada yang dapat menahannya kecuali diam. Oleh karena itu dalam agama kita dapatkan anjuran diam dan perintah pengendalian bicara.
Sabda Nabi: “Barang siapa yang mampu menjamin kepadaku antara dua kumisnya (kumis dan jenggot), dan antara dua pahanya, saya jamin dia masuk sorga” (H.R. Bukhari)
“Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga istiqamah hatinya. Dan tidak akan istiqamah hati seseorang sehingga istiqamah lisannya” (H.R. Ahmad)
Ketika Rasulullah ditanya tentang perbuatan yang menyebabkan masuk surga, Rasul menjawab : “Bertaqwa kepada Allah dan akhlaq mulia”. Dan ketika ditanya tentang penyebab masuk neraka, Rasul menjawab : “dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan” (H.R. Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu 'alayhi waslaam bersabda : “Barangsiapa yang bisa menjaga mulutnya, Allah akan tutupi keburukannya” (H.R. Abu Nu'aim)
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata : “Tidak ada sesuatupun yang perlu lebih lama aku penjarakan dari pada mulutku sendiri”
Abu Darda radhiyallahu 'anhu berkata : “Perlakukan telinga dan mulutmu dengan obyektif. Sesungguhnya diciptakan dua telinga dan satu mulut, agar kamu lebih banyak mendengar dari pada berbicara.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment