Agar Media Sosial Berbuah Manfaat dan Tidak Banyak Merugikan


1. Niatkan Untuk Mencari Teman dan Memperkuat Silaturrahim
Perbanyak teman dan intensifkan komunikasi dengan orang-orang yang bisa memberi kita manfaat atau kita bisa memberi mereka manfaat. Manfaat dalam urusan dunia, terlebih lagi dalam urusan akhirat. πŸŒπŸ•Œ
Awal menjalin hubungan di media sosial ketika kita mengajukan atau ada yang mengirimkan permintaan pertemanan, jadi jika setelah hubungan itu terjalin tapi ada yang justru lebih banyak memicu ‘permusuhan’ (hater-s), maka lebih baik jangan mengikuti (follow) atau dalam kondisi tertentu hapuskan saja pertemanan (unfriend) dengannya. 
Hati-hati dengan teman dari golongan pembenci (hater-s). Hindari teman yang kirimannya fokus pada hal yang bernuasa negatif. Jaga diri dari teman yang postingannya hanya berbau kesuksesan dunia (materialis).
Terlalu banyak melihat kiriman negatif dari pengguna medsos tipe ‘pembenci’ karena hanya akan menyakiti pikiran dan hati kita. Jika lewat nasihat tipe pembenci ini tidak bisa berubah, maka doakan supaya Allah bisa melembutkan hatinya dan memberikan jalan hidayah di suatu tempat/cara yang lain.
2. Fokus Menulis atau Menyebar Postingan [Kiriman] Kebaikan πŸ“œ
Bisa berupa nasihat, tips-tips, atau info bermanfaat lainnya berkenaan dalam kebaikan dunia dan akhirat. Jangan sampai terlalu banyak dan fokus mengirim hal-hal yang bisa memicu kontroversi panjang. πŸš¨
Akan lebih bagus lagi jika bisa menemukan tema utama yang akan menjadi ciri khas diri kita. Misalnya, ada yang fokus dengan pembahasan usaha, kemandirian, kedokteran/kesehatan, thibhun nabawi, ruqyah syar’iyyah, metode mengajar/pendidikan, kegiatan sosial, memasak, pertanian/perkebunan, dan berbagai tema lainnya.
Hindari dikenal karena fokusnya tema-tema kontroversial, apalagi sampai kebohongan [hoax]. πŸš«
....
3. Responsiflah Pada Postingan [Kiriman] πŸ€—
Jika ada kiriman yang bagus, bisa klik sejenak ‘like-suka’ atau pilih stiker, tapi jangan kirim sesuatu sekedar mau dapat suka apalagi minta suka dan amin supaya didoakan masuk syurga.
Bisa juga dengan memberi ungkapan dalam kolom komentar. Jika ingin berbagi, maka bisa dengan ‘izin share’ atau ‘izin copas’, meski ini tidak wajib karena ketika memutuskan memngirim sesuatu di media sosial, maka juga harus siap berbagi. 
Jika ada yang berkomentar di postingan kita, maka jawablah dengan positif. Apalagi kalau ada yang minta saran atau bertanya. Jawablah sepengetahuan kita. πŸ“š
....
4. Jangan Habiskan Waktu Menanggapi, Menjawab, atau Mengomentari Semua Kiriman 
Di dinding media sosial, akan lewat berbagai jenis postingan. Mulai dari kebaikan sampai keburukan. Ada yang cocok dengan pandangan kita, ada juga yang bertolak belakang. πŸŽ’
Di antara tanda kebodohan [dalam menggunakan media sosial], adalah bersikap seolah-olah paham semua hal, lalu dengan berani menanggapi kiriman/komentar yang lewat. Di antara sifat dan kebiasan yang buruk di dunia nyata dan dunia maya adalah sengit dalam berdebat. πŸ•―
Sibuk menanggapi semua kiriman apalagi terjadi debat berkepanjangan berjam-jam sampai berhari-hari hanya akan merugikan banyak waktu kita. Beranikan diri untuk meninggalkan kesia-siaan seperti itu. πŸ—‘
Menang itu kadang bukan persoalan unggul atau kalah dalam debat, tetapi ketika bisa mencampakkan syaitan yang ingin menyia-nyiakan waktu kita pada perkara yang tidak jelas manfaatnya. Biasakan diri untuk berkomentar seperlunya. πŸ“§
Jangan kehilangan sopan santun. Perhatikan siapa teman/lawan bicara: lebih muda, seusia, atau lebih tua.
5. Buat Jadwal Penggunaan Media Sosial πŸ—“πŸ•°
Jangan sampai tangan kita banyak dikendalikan oleh HP (khususnya media sosial). Aturlah jadwal dengan rapi, mulai dari jadwal menuliskan status, berapa kali membuat kiriman dalam sehari. πŸ“©
Kecuali anda memang orang yang akan mendapatkan keuntungan atau dibayar khusus untuk fokus di media sosial, maka silakan. πŸ’°πŸ’Ž
....
6. Buat Yang Lagi Liburan. πŸ
Ada beberapa kelompok orang over-aktif dan over-time menggunakan media sosial: lagi libur, kerja tapi suka curi waktu, atau masih menganggur. Jika berada dalam salah satunya, maka saran di bawah ini semoga bisa dipertimbangkan: πŸš₯
a. Baik yang libur akademik atau libur (cuti) kerja, manfaatkan waktu dengan bijak. Jangan habiskan berdua dengan HP, gadget, atau laptop. πŸš«πŸ“±
Keluarlah untuk silaturrahim langsung, melakukan pekerjaan rumah, dll.🌳
b. Buat Yang Sudah Kerja, Jangan Suka ‘Mencuri Waktu’ ⚠πŸ•°
Sebagian orang tanpa sadar sering melakukan korupsi dengan menggunakan jam-jam kerja untuk membuka media sosialnya ‼
c. Buat Yang Masih Pengangguran, Segera Cari Pekerjaan [Tetap/Berpernghasilan]. πŸ“‘πŸ“
Jangan hanya sibuk mengeluhkan susahnya cari pekerjaan misalnya lewat status di dunia maya. Pekerjaan itu harus dicari. Gunakan media sosial sebagai salah satu jalan mencari info pekerjaan. πŸ”ŽπŸš©
Dengan memiliki pekerjaan tetap, maka pada umumnya seseorang akan mengurangi intensitas penggunaan media sosialnya. Hanya akan digunakan pada waktu tertentu dan kebutuhan yang penting. πŸ‘�
Kalau belum bisa mendapatkan pekerjaan tetap [dengan penghasilan], maka cobalah untuk bergabung dalam salah satu komunitas atau organisasi pejuang sosial. Ada yang dalam bidang pendidikan, lingkungan, pemerhati orang miskin, dll. Insyaa Allah waktu yang kita miliki akan lebih bermanfaat disalurkan dalam program seperti ini daripada sekedar sibuk dengan media sosial. πŸ—ΊπŸŒΌ
....
7. Berkenaan Dengan Grup Media Sosial πŸ‘₯πŸ“Ά
- Perhatikan tema dari grup tersebut. Jika temanya umum, maka silakan kirim apa saja (yang bermanfaat). Jika grup tersebut dibuat dengan tema khusus, maka jangan sembarangan mengirim tulisan. Ikuti tema tersebut. 🎯
- Tidak semua hal perlu dibahas di depan umum. Beberapa hal yang bisa memicu kesalahpahaman ada baiknya bahas lewat pesan personal saja. πŸ”
- Jika grup tersebut bukan buatan kita (bukan admin), hindari perilaku mendominasi atau mengirim terlalu banyak tulisan dalam sehari (cukup 1 atau 2 kali, kalau untuk sekedar komentar ringan, tidak ada batasan khusus). Jika kita memang merasa memiliki banyak tulisan bermanfaat, maka buatlah grup lain lalu sebar undangan. Lalu silakan dengan bebas mengirimkan tulisan kita di grup baru tersebut. πŸ†•
- Jika ingin keluar (left) dari grup, biasakan untuk pamit agar tidak menimbulkan pikiran negatif. πŸ™�
....
8. Berani Menghapus ❌πŸ—‘
Semua orang bisa melakukan kesalahan, termasuk dalam urusan kiriman di media sosial. Ada kesalahan berupa menyebar info palsu (hoax), tulisan/komentar dengan bahasa yang tidak bijak (kasar). 🍎🌢
Maka jika terjadi kesalahan seperti itu, maka berbesar hatilah dan segera hapus kiriman/atau komentar tersebut. Ada banyak orang yang ‘kekanak-kanakan’ justru sibuk mencari pembenaran. 🚫
....
9. Jadikan Media Sosial Sebagai Sumber Penghidupan πŸ’°
Ini buat yang memang betul-betul mau fokus dengan media sosial. Sebagian orang bisa mendapat penghidupan dengan memanfaatkan media sosial. Ada yang dengan menjadi operator media, cyber army, berdagang, dll. πŸ‘�πŸ’Ž
Silakan cari ahlinya untuk mempelajari cara ini lebih detail. πŸ”ŽπŸ“
Jika waktu kita banyak habis di media sosial dan bonusnya bisa dapat penghasilan, maka bersyukurlah. Banyak orang yang habis waktunya di dunia maya, lalu mengakibatkan dunia nyatanya terbengkalai. Jangankan penghasilan, dana kuota pun bergantung sama orang lain. Hindari. πŸ’Έ⚠
....
10. Istighfar Setelah Menggunakan Media Sosial πŸ•Œ
Meminta ampun kepada Allah atas kesalahan yang dilakukan saat penggunaan media sosial tersebut, baik itu yang disadari apalagi yang tidak disadari. Jangan sampai kita tanpa sadar sudah menjadi orang keras hati dan merugi. πŸ”₯
Apa tanda-tandanya?
- Tangan susah lepas dari gadget. Bangun pun sambil buka gadget untuk nyamankan perasaan. Naik kendaraan, menunggu atau sambil bicara dengan teman, di sela pengajian atau kuliah juga tidak bisa lepas dari gadget. πŸ“±
- Saat ibadah ingat media sosial. Ingin melihat sudah berapa yang ‘suka’, ingin segera menjawab debat yang belum selesai, ingin segera mengirim tulisan baru. πŸ“²
- Kurang ibadah karena ingin segera membuka media sosial. Pas selesai sholat gadget dibuka dzikir ditinggalkan/ditunda, sholat sunnah kadang ditinggalkan, jumlah tilawah dikurangi. πŸ“š
- Hati tidak bisa lagi bergetar dan tidak mampu lagi menangis dalam istigfar dan doa. Lihat kiriman menyedihkan tidak ada lagi rasa iba. Dll. 😭
--- ✳✳✳
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al Ashr: 1-3)
---✳✳✳
Bijaklah menggunakan media sosial, karena fasilitas modern ini adalah sesuatu yang bebas nilai. Bisa memberi manfaat, bisa juga menjadi sumber kerugian. 
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment