Sejarawan: Banyak Sejarah Aceh Layak Difilmkan


BANDA ACEH - Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Dr Mukhlis Paeni mengatakan, Aceh punya banyak kekayaan sejarah yang sangat layak diangkat ke layar lebar. Film-film bertema sejarah sangat penting dan menarik untuk menyampaikan pesan-pesan sejarah kepada masyarakat luas. “Aceh punya deposit sejarah, deposit kebudayaan yang luar biasa kayanya, dan harus diangkat ke permukaan sebagai suatu karya, model pembelajaran baru yang bisa dinikmati oleh banyak orang,” kata Mukhlis Paeni di sela-sela Workshop “Mengajar Sejarah: Penguatan Identitas dan Jati Diri Bangsa” di Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Banda Aceh, Selasa (20/5).

Beberapa kepingan sejarah yang layak diangkat, kata Mukhlis, antara lain kisah Sultan Johor yang dijadikan sandera di Aceh, kisah Tun Sri Lanang sebagai datuk bendahara dan diangkat menjadi Ulee Balang di Samalanga hingga dia menyelesaikan karyanya Sulalatussalatin. “Tinggal lagi kemauan pemerintah, karena memang mengangkat kisah-kisah ini seperti film Cut Nyak Dhien, membutuhkan biaya besar,” kata dia.

Di sisi lain, Mukhlis mengaku dirinya prihatin dengan fakta banyaknya sinetron jiplakan yang ditayangkan berbagai televisi nasional saat ini. Padahal, Indonesia terkenal sebagai bangsa yang kaya budaya. “Ada 250 judul sinetron, jiplakan semua. Ada yang menjiplak Korea, ada yang menjiplak Jepang,” kata dia.

Sebelum dimulai workshop untuk guru-guru sejarah, diawali dengan pelantikan pengurus MSI cabang Provinsi Aceh periode 2014-2019. Untuk dewan pengurus, antara lain dilantik Prof Dr Misri A Muchsin MA sebagai Ketua Umum, Irini Dewi Wanti SS, MSP sebagai Sekretaris. Sedangkan dewan penasihat diketuai Prof Amirul Hadi MA, Ph.D

Sedangkan workshop menghadirkan beberapa narasumber, antara lain Kepala Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya Unsyiah Dr Husaini Ibrahim MA dan Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah Drs Mawardi Umar, M.Hum, MA.

Mukhlis Paeni mengatakan, berbagai upaya dilakukan untuk menyosialisasikan pentingnya nilai-nilai sejarah kepada generasi muda. Salah satunya, dengan memasukkan materi-materi sejarah ke dalam kurikulum sekolah. Masyarakat Sejarawan Indonesia, kata Mukhlis Paeni, juga dituntut untuk menggali peristiwa sejarah di tingkat lokal, khususnya untuk dimasukkan dalam kurikulum tahun 2013. Menurut dia, kurikulum pendidikan tahun 2013 yang sudah berjalan saat ini sebetulnya sudah memberikan porsi yang memadai untuk pelajaran sejarah, namun materinya masih harus digali lagi. “Sesuai dengan porsi sudah oke, tapi materi yang harus ditingkatkan pencariannya di daerah, yang bisa menjadi konten untuk substansi pendidikan sejarah dalam kurikulum tahun 2013,” kata dia.

Dikatakan, MSI juga akan menyosialisasikan ke berbagai stakeholder yang bisa menyadarkan orang tentang perlunya peristiwa-peristiwa lokal diangkat sebagai suatu simbol kolekif memori masyarakat.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment