Waspadai memakan makanan haram.
Bukan hanya terbatas pada zatnya, seperti: babi, bangkai, dll. Namun juga haram cara memperolehnya, semisal: korupsi, menipu, tidak amanah, dsb.
A. Akan Datang Masanya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ؛ أَمِنَ الْحَلَالِ أَمْ مِنَ الْحَرَامِ ؟!
“Akan datang kepada manusia suatu zaman (pada saat itu) seseorang tidak lagi peduli dengan apa yang ia dapatkan, apakah dari yang halal ataukah haram…?!” (HR. al-Bukhari: 2059)
B. Ingatkan Terus.
Di dunia, dampak buruk makanan haram bagi diri dan keluarga sangat banyak, diantaranya: wajah menjadi suram, doa tidak terkabulkan, bahkan kenakalan anak juga salah satunya.
Dampak di akhirat, tentu lebih dahsyat.
Sebab itu, kebiasan istri para hamba Allah nan shalih tatkala mengantar suaminya berangkat kerja akan berpesan,
“Wahai suamiku… Jauhilah olehmu penghasilan haram.
Karena kami mampu bersabar atas rasa lapar, namun kami tak kuasa bersabar atas panasnya api neraka…”
(Mukhtashar Minhajul Qashidin)
Ucapkan perkataan ini dengan penuh kecintaan kepada suami (atau ayahanda) tersayang.
0 comments:
Post a Comment