Saat seorang hamba mukmin melakukan perbuatan dosa, ada rasa sesak di dada.
Itulah tanda keimanan masih bersemayam di jiwa.
A. Dua Tanda Dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“Kebajikan adalah bagusnya akhlak, sedangkan dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan jiwamu dan engkau tidak suka apabila hal itu diketahui oleh orang lain…” (HR Muslim: 4633)
B. Berdoalah.
Senantiasa berdoa, memohon ampunan Allah Ta’ala.
Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Ajarkanlah aku suatu doa yang dapat aku panjatkan di saat shalat…!”
Beliau berucap, “Bacalah:
اللَّهُمَّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى ظُلْمًا كَثِيرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِى مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِى إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Ya Allah, sungguh aku telah mendzhalimi diriku sendiri dengan kedzhaliman yang banyak.
Dan tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan pengampunan dari sisiMu, dan rahmatilah aku.
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang…”
(HR. Bukhari: 834, Muslim: 2705)
Cucurkan air mata penyesalan… Boleh berdoa dengan doa-doa lainnya… Boleh pula dengan bahasa kita…
Lakukan di malam hari, tentu lebih berkesan…
0 comments:
Post a Comment