Bertawakal kepada Allah, itu harus.
Namun tentunya setelah berusaha sepenuh hati dan sekuat tenaga.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Dan tidaklah suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberikan rizkinya” (QS. Hud: 6)
Memang rizki telah ditentukan Allah, tetapi harus ada usaha ‘tuk memperolehnya.
Tatkala Imam Ahmad diberitahu perihal seseorang yang kesehariannya hanya duduk di rumah atau di masjid. Dan orang yang duduk itu berkata, ”Aku tidak melakukan apapun. Rizkiku pasti akan datang dengan sendirinya…
Imam Ahmad pun berucap, ”Sungguh bodoh orang ini..”
Demikian perlunya ilmu dalam memahami.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
“Bukanlah berarti seseorang boleh meninggalkan usaha dan bergantung pada apa yang diperoleh makhluk lainnya. Meninggalkan usaha bertentangan dengan hakikat tawakal itu sendiri…” (Fathul Bari: 11/305)
Namun tentunya setelah berusaha sepenuh hati dan sekuat tenaga.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Dan tidaklah suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberikan rizkinya” (QS. Hud: 6)
Memang rizki telah ditentukan Allah, tetapi harus ada usaha ‘tuk memperolehnya.
Tatkala Imam Ahmad diberitahu perihal seseorang yang kesehariannya hanya duduk di rumah atau di masjid. Dan orang yang duduk itu berkata, ”Aku tidak melakukan apapun. Rizkiku pasti akan datang dengan sendirinya…
Imam Ahmad pun berucap, ”Sungguh bodoh orang ini..”
Demikian perlunya ilmu dalam memahami.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
“Bukanlah berarti seseorang boleh meninggalkan usaha dan bergantung pada apa yang diperoleh makhluk lainnya. Meninggalkan usaha bertentangan dengan hakikat tawakal itu sendiri…” (Fathul Bari: 11/305)
Memulai aktivitas hari, haruslah dengan hati
yang bersih, pikiran yang jernih, dan jiwa yang tawakal.
Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
”Seandainya kalian benar-benar bertawakal pada Allah. Sungguh Allah akan memberikan rizki kepada kalian sebagaimana burung mendapatkan rizki.
Burung pergi pagi hari dengan perut kosong dan kembali sore hari dalam keadaan kenyang…” (Shahih, HR Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ash-Shahihah: 310)
Lihatlah sang burung yang meninggalkan sarang mencari rizki Allah..
Tawakal bukan meniadakan usaha…
Tawakal tidaklah berarti berpangku tangan…
Orang yang bertawakal tak akan menipu, berbohong, korupsi, maupun mengumpulkan harta dengan berbagai cara haram lainnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupi (kebutuhan)nya” (QS. Ath-Thalaq: 3)
Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
”Seandainya kalian benar-benar bertawakal pada Allah. Sungguh Allah akan memberikan rizki kepada kalian sebagaimana burung mendapatkan rizki.
Burung pergi pagi hari dengan perut kosong dan kembali sore hari dalam keadaan kenyang…” (Shahih, HR Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ash-Shahihah: 310)
Lihatlah sang burung yang meninggalkan sarang mencari rizki Allah..
Tawakal bukan meniadakan usaha…
Tawakal tidaklah berarti berpangku tangan…
Orang yang bertawakal tak akan menipu, berbohong, korupsi, maupun mengumpulkan harta dengan berbagai cara haram lainnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupi (kebutuhan)nya” (QS. Ath-Thalaq: 3)
0 comments:
Post a Comment